Jumat, 01 November 2013

Pengaturan Kelahiran Penting Bagi Kesehatan Ibu dan Bayi

Hamil sebelum usia 18 tahun atau di atas 35 tahun akan meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu dan bayinya. Di Indonesia setiap jam satu orang ibu meninggal. Menurut SDKI 2007, Angka kematian Ibu (AKI) sebesar 228 per 100.000 kelahiran hidup yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas. Berdasarkan hasil SKRT 2001 penyebab kematian Ibu adalah perdarahan (28%), keracunan kehamilan (24%0 dan infeksi (11%). Penyebab tidak langsung kematian ibu antara lain kurang energi kronis/ KEK pada kehamilan (37%) dan anemia pada kehamilan (40%). Kejadian anemia pada ibu hamil ini akan meningkatkan resiko terjadinya kematian ibu dibandingkan dengan ibu yang tidak anemia. Sedangkan laporan rutin Pemantauan Wilayah Setempat (PWS) tahun 2007, penyebab langsung kematian ibu adalah perdarahan (39%), keracunan kehamilan (20%), infeksi (11%) dan lain-lain (33%).

Menunda kehamilan pertama sampai ibu berusia minimal 18 tahun membantu memastikan kehamilan dan persalinan yang lebih aman. Hal ini mencegah resiko bayi lahir prematur maupun bayi lahir dengan berat badan rendah (BBLR). Sedangkan bagi ibu, proses kehamilan dan persalinan pun lebih lancari baik dari segi fisik maupun mental. Hal ini menjadi penting terutama di daerah-daerah di mana pernikahan usia dini merupakan adat dan remaja menghadapi tekanan untuk segera hamil.

Melahirkan bagi seorang remaja putri akan lebih berbahaya dan lebih sulit dibandingkan dengan perempuan dewasa. Bayi yang lahir dari seorang ibu yang masih sangat muda cenderung meninggal pada tahun pertama kehidupan bayi. Remaja putri umumnya belum memiliki pinggul yang berkembang sempurna. Dengan demikian kehamilan bagi kelompok ini akan memberikan konsekuensi yang serius seperti keracunan kehamilan, kelahiran prematur, kelahiran kelewat waktu, kelahiran dengan penyulit, anemia (kurang darah) bahkan kematian ibu dan atau bayi.

Semakin muda seorang ibu, semakin besar risiko bagi dia dan bayinya. Risiko kematian yang terkait dengan kehamilan dan kelahiran bagi gadis remaja usia 15-19 tahun tercatat sekitar 70.000 kematian setiap tahunnya. Bagi remaja dibawah usia 15 tahun, risiko kematian meningkat dengan tajam. Gadis yang melahirkan dibawah usia 15 tahun memiliki 5X kecenderungan untuk meninggal pada saat melahirkan, dibandingkan dengan ibu usia 20 tahunan.

Gadis dewasa dan ibu muda, menikah atau tidak menikah memerlukan pertolongan untuk menunda kehamilannya. Semua yang mungkin terkait dengan masalah hamil usia muda gadis remaja dan ibu muda, anak laki dewasa dan laki-laki  serta keluarganya harus sadar terhadap risiko yang mungkin dapat terjadi dan bagaimana cara menghindarkannya. Iniformasi ini harus juga mencakup tentang bagaimana mencegah penularan penyakit infeksi karena hubungan seks, termasuk HIV.

Diatas usia 35 tahun, risiko yang terkait dengan kehamilan dan melahirkan, akan meningkat lagi. Untuk ibu, risiko tersebut termasuk hypertensi (tekanan darah tinggi), haemorrhage (kekurangan darah), keguguran dan gestational diabetes (diabetes selama kehamilan), sedangkan untuk anak risiko itu adalah congenital anomalies (cacat lahir).     

Jika kelahiran tidak diatur jaraknya, maka risiko untuk meninggal bagi bayi baru lahir dan anak-anak akan semakin meningkat. Sangat besar kemungkinan bahwa bayi akan lahir terlalu awal, dan berat badannya sangat kecil.  Bayi baru lahir dengan berat badan rendah, sulit untuk tumbuh dengan baik, dan kecenderungan untuk sakit lebih besar, serta 4 kali lebih besar untuk meninggal pada usia tahun pertama dibandingkan dengan bayi berat badan normal.

Dalam seluruh penulisan ini, rujukan tentang ibu hamil termasuk remaja hamil. Remaja hamil memiliki risiko komplikasi kehamilan yang meningkat, termasuk, eclampsia, kelahiran premature, kelahiran lambat, kelahiran dengan penyulit, fistula, kurang darah dan meninggal.

Sementara itu bagi bayinya, akan terjadi risiko yang lebih besar seperti kelahiran premature, bayi baru lahir berat badan rendah, berbagai masalah kesehatan dan meninggal.

Bagi remaja hamil dibawah usia 15 tahun, risiko tersebut akan semakin meningkat. Salah satu ancaman bagi kesehatan dan pertumbuhan anak usia 2 tahun adalah saudara kandungnya.Bagi anaknya yang berusia lebih tua pemberian ASI boleh dihentikan, sehingga ibunya punya waktu untuk menyiapkan makanan dan memberikan perhatian serta pelayanan yang diperlukan oleh semua anak-anaknya.

Pada saat kehadiran seorang bayi ditengah-tengah keluarga, maka sangat penting bagi seorang ayah untuk membantu ibu guna mengurus bayi dan anak-anaknya yang lain. Kedua orang tua maupun pengasuhnya harus memberikan perhatian dan pelayanan yang sama kepada semua anak-anaknya.

Tubuh seorang ibu memerlukan waktu untuk pemulihan dari peristiwa kehamilan dan melahirkan. Bagi seorang ibu sebelum ia hamil lagi.dia memerlukan kesehatan, status gizi yang baik, dan tenaga. Jika seorang ibu mengalami keguguran, ia harus menunggu paling sedikit 6 bulan untuk hamil lagi agar mengurangi risiko bagi diri dan bayinya.

Untuk melindungi kesehatan keluarganya, maka kedua orang tua harus sadar tentang pentingnya (1) jarak 2 tahun antara kelahiran anak terakhir dengan awal kehamilan berikutnya dan (2) membatasi jumlah kehamilan. 

Tubuh seorang ibu akan mudah sekali menjadi lemah karena hamil yang berulang kali, melahirkan, dan merawat anak kecil. Setelah mengalami kehamilan berulang kali, maka seorang  ibu akan menghadapi risiko masalah kesehatan yang semakin meningkat, seperti kurang gizi dan kurang darah. 

Petugas kesehatan terlatih bersama klinik harus memberikan informasi dan nasihat untuk memberdayakan perempuan agar bisa mengambil keputusan tentang keluarga berencana dan membantu untuk memilih metoda keluarga berencana yang dapat diterima, aman, menyenangkan, efektif dan terjangkau.

Petugas kesehatan terlatih bersama klinik harus juga menyediakan informasi kepada para remaja laki adan perempuan tentang kesehatan reproduksi dan pelayanan keluarga berencana yang (1) sensitif bagi para remaja (2) mendorong mereka untuk mengembangkan keterampilan guna menjaga kesehatan dan mengambil keputusan tentang kehidupan yang bertanggung jawab.

Saluran khusus yang dapat menjangkau para remaja perlu dikembangkan guna membantu mereka melalui konseling, penyediaan kontrasepsi, pelayanan kehamilan, dan pasca kelahiran

Remaja laki-laki dan para pria dewasa memiliki peran penting untuk mencegah kehamilan yang tidak direncanakan. Menjadi sangat penting buat mereka untuk akses kepada berbagai informasi dan pelayanan yang terkait dengan kesehatan seksual dan reproduksi.

Semakin tinggi tingkat pendidikan formal seorang remaja perempuan, maka dia memiliki kecenderungan untuk memilih metoda keluarga berencana yang lebih mantap, menunda pernikahan dan mengasuh anak, kondisi ekonomi yang lebih baik, memiliki jumlah anak lebih sedikit dan lebih sehat.
Dengan demikian, mengupayakan anak untuk dapat sekolah menjadi sangat penting bagi kesehatan ibu dan anak, disamping manfaat lainnya dari pendidikan.

Diantara sekian banyak alat kontrasepsi, maka kondom merupakan alat yang dapat memberikan perlindungan terhadap kehamilan dan infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk HIV.  

Mendidik remaja laki-laki, dan dewasa tentang tanggung jawab mereka dalam penggunaan kondom, menjadi sangat penting Remaja laki ataupun perempuan perlu mengetahui tentang perlindungan ganda dari kondom dan jenis alat kontrasepsi lainnya (menggunakan dua cara kontrasepsi pada waktu yang sama) untuk mencegah kehamilan dan penyakit infeksi yang ditularkan melalui hubungan seks, termasuk HIV.

Di beberapa negara, jumlah kematian yang terkait dengan aborsi dikalangan remaja perempuan sangat tinggi. Remaja perempuan, ibu muda beserta pasangannya harus mendapatkan informasi tentang pencegahan kehamilan, dan berbagai risiko lainnya yang terkait dengan aborsi.

Seorang ibu yang memberikan Air Susu Ibu eksklusif selama 6 bulan, dapat menunda masa menstruasi sehingga dapat mencegah kehamilan. Bagi ibu tersebut sangat kecil kemungkinannya untuk hamil sebelum periode menstruasinya kembali kepada jadual normalnya. Risikonya kurang dari 2% , sama dengan metoda keluarga berencana lainnya. Namun demikian, risiko tersebut akan bertambah setelah 6 bulansejak melahirkan.    

Tidak ada komentar:

Posting Komentar